Dalam kegiatan belajar ini Anda akan mempelajari gambaran umum tentang defenisi, tatanama, struktur molekul, dan sifat-sifat alkohol dan eter. Anda diharapkan dapat:
- Menjelaskan defenisi senyawa alkohol
- Memberi nama alkohol dan eter sesuai aturan IUPAC
- Menjelaskan perbedaan sifat-sifat alkohol dan eter
- Menuliskan reaksi-reaksi yang spesifik dari alkohol dan eter
- Menjelaskan kegunaan alkohol dan eter dalam kehidupan sehari-hari
Alkohol dan eter merupakan senyawa organik yang mengandung atom oksigen yang berikatan tunggal. Kedudukan atom oksigen dalam molekul alkohol dan eter mirip dengan kedudukan atom oksigen yang terikat pada molekul air.
H-O-H R-OH R-O-R’
R =
alkil/aril
Alkohol dan eter merupakan isomer fungsional,
memiliki rumus struktur:
CnH2n+2O CH3-CH2-OH CH3-O-CH3
Etanol dimetil
eter
Tatanama alkohol
Tatanama alohol berdasarkan aturan IUPAC adalah:
1. Pemberian nama alkohol sesuai dengan nama
alkana, dengan mengganti akhiran a
dengan ol
2-pentanol |
3-metil pentanol |
2-metil pentanol |
3.
Alkohol siklik diberi nama dengan awalan siklo
dengan posisi gugus hidroksil
pada C-1
2-metil sikloheksnol 1-etil siklopropanol |
Tatanama Eter
Nama IUPAC , digunakan OR = gugus alkoksi, penamaan eter dengan
menyebutkan nama gugus alkoksiyang diikat, diikuti oleh nama rantai utamanya.
Nama Trivial, nama eter didasarkan pada nama gugus alkil (aril) yang
terikat pada oksigen sesuai dengan abjad, dan diakhiri dengan kata eter.
Nama trivial : dimetil eter
Nama IUPAC : metoksi metana
Nama trivial : etil metil eter
Nama IUPAC : metoksi etana
Nama trivial : etil
pentil eter
Nama IUPAC : 2-etoksi pentana
Sifat fisika alkohol dan eter
- Titik didih alkohol jauh lebih tinggi dari pada titik didih eter pada senyawa dengan jumlah atom karbon yang sama, misalnya etanol memiliki titik didih 78oC, sedangkan dimetil eter titik didihnya 30oC. Hal ini diakibatkan oleh adanya ikatan hidrogen pada alkohol, sedangakan eter tidak ada.
- Bau eter lebih menyengat / tajam dibanding alkohol
- Kelarutan alkohol dalam air lebih tinggi dibanding eter.
Sifat-sifat kimia alkohol
Alkohol bersifat lebih reaktif dibanding eter,
alkohol dapat mengalami reaksi-reaksi seperti di bawah sedangkan eter tidak.
Beberapa reaksi dari alkohol antara lain :
1. Bereaksi dengan logam Na menghasilkan garam
2 CH3OH + Na
CH3ONa + H2 (g)
2. Bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester
3. Alkohol dapat bereaksi dengan HCl menghasilkan alkil halida
(CH3)3-C-OH + HCl (CH3)3-C-Cl + H2O
4. Alkohol dapat mengalami reaksi oksidasi
Reaksi
ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan
tersier
5. Reaksi eliminasi alkohol akan menghasilkan alkena
Data
tersebut menunjukkan bahwa reaktifitas pembentukan alkena pada alkohol primer < sekunder <
tersier, hal ini disebabkan oleh kestabilan karbokation, dimana C3 > C2 > C1 > C- metil.
Beberapa alkohol yang bernilai komersial
Metanol
Metanol
(metil alkohol) pada mulanya dibuat dari pembakaran kayu tanpa udara, sehingga
disebut alkohol kayu (wood alcohol).
Metanol dikenal sangat toxic, menyebabkan kebutaan, dan kematian. Metanol
umumnya digunakan sebagai pelarut, bahan bakar, maupun bahan dasar sistesis
senyawa organik yang lainnya.
Saat ini metanol dibuat dari reaksi katalitik dari
gas karbon monoksida dengan hidrogen. Dalam reaksi ini diperlukan suhu 300 -400
oC, tekanan 200-300 atm, menggunakan katalis ZnO-Cr2O3.
CO + 2 H2 CH3OH
Etanol
Etanol
pertama kali dikenal sebagai hasil fermentasi buah-buahan, sehingga etanol
banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman. Etanol bersifat kurang
toxik dibandingkan dengan metanol, tetapi jika digunakan berlebihan dapat
mengakibatkan kerusakan saraf. Etanol banyak dibuat dengan mengfermentasikan
bahan-bahan yang mengandung glukosa dengan ragi, yang akan mengubah glukosa
dalam keadaan an aerob membentuk etanol. Dalam proses fermentasi tersebut dapat
dihasilkan 12-15 persen alkohol. Untuk meningkatkan konsentrasi alkohol
selanjutnya dilakukan destilasi, sehingga diperoleh alkohol dengan konsentrasi
40-50 persen.
C6H12O6 2
C2H5OH + 2 CO2
Campuran etanol 95% dan 5 % air disebut azeotrop, yang
memiliki titik didik yang lebih rendah dari etanol (78,15 oC),
etanol murni mempunyai titik didih 78,3 oC. Etanol absolut (100 %)
dapat diperoleh dengan menambahkan kalsium oksida (CaO) pada campuran azeotrop.
Secara komersial
etanol dibuat di industri dari gas etilen dengan air pada tekanan tinggi
(100-300atm), suhu tinggi (300 oC), dan katalis P2O5.
CH2=CH2 + H2O CH3CH2OH
0 komentar:
Posting Komentar